18 Muharram 1429
27 Januari 2008
BAB HUKUMNYA AIR
Sucinya Air Laut
(1). عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ:﴿ سَأَلَ رَجُلٌ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ إنَّا نَرْكَبُ الْبَحْرَ , وَنَحْمِلُ مَعَنَا الْقَلِيلَ مِنْ الْمَاءِ, فَإِنْ تَوَضَّأْنَا بِهِ عَطِشْنَا, أَفَنَتَوَضَّأُ, بِمَاءِ الْبَحْرِ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم:﴿هُوَ الطَّهُورُ مَاؤُهُ , الْحِلُّ مَيْتَتُهُ﴾ رَوَاهُ الْخَمْسَةُ . وَقَالَ التِّرْمِذِيُّ: هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ )
(1). Abu Hurairah berkata: Seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah , Katanya: Ya Rasulullah, Sesungguhnya kami biasa berlayar di lautan dan hanya membawa air sedikit. Jika kami pakai air itu untuk berwudhu', akibatnya kami akan kehausan, bolehkah kami berwudhu' dengan air laut?. Rasulullah menjawab: "Laut itu airnya suci lagi mensucikan, dan bangkainya halal dimakan". (HR. Khomsah – At-Tirmidzi berkata: Hadits ini hasan lagi shahih)
Penjelasan:
Dalam jawabannya Rasulullah ingin menjelaskan "kesucian air laut" secara luas – disamping itu Rasulullah menambah jawabannya mengenai hukum yang tersembunyi yang tidak ditanyakan, yaitu: "halalnya bangkai binatang laut".
Fikih hadits
1)Orang yang tidak mengetahui suatu hukum diharuskan bertanya kepada ahli ilmu atau menuntut ilmu, sebagaimana diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya,
(1).﴿وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ إِلاَّ رِجَالاً نُوحِي إِلَيْهِمْ فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ﴾(النحل: 43)
Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.(QS. An-Nahl [16]: 43)
(2).﴿وَمَا أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ إِلاَّ رِجَالاً نُوحِي إِلَيْهِمْ فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ﴾(الأنبياء: 7)
Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui (QS. Al-Anbiyă' [21]: 7)
(3).﴿وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا﴾(طه: 114)
dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.(QS. Thaha [20]: 114)
(4).قَالَ رَسُـولُ اللهِ :﴿طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَـةٌ عَلَى كُلِّ مُسْـلِمٍ, وَإِنَّ طَالِبَ الْعِلْمِ يَسْـتَغْفِـرُلَهُ كُلُّ شَىْءٍ حَتَّى الْحِـيْتَانُ فِى الْبَحْـرِ﴾(صحيح الجامع الصغير وزيادتـه 2\727: 3914)
Rasulullah bersabda: " Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap muslim, dan sesungguhnya penuntut ilmu dimintakan ampun oleh segala sesuatu sampai-sampai oleh ikan-ikan di lautan". (Shahih Al-Jămiush Shagir wa Ziyădatuhu II/727: 3914)
2)Apabila dikhawatirkan kehausan karena minimnya persediaan air di waktu safar laut, maka boleh berwudhu dengan air laut, jika safar darat boleh mengganti wudhu' dengan tayamum, karena tayamum disyariatkan sebagai pengganti wudhu' atau mandi janabah, dalam kondisi:
(1). Tidak Ada Air
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَ تَقْرَبُوا الصَّلاَةَ وَأَنْتُمْ سُكَارَى حَتَّى تَعْلَمُوا مَا تَقُولُونَ وَلاَ جُنُبًا إِلاَّ عَابِرِي سَبِيلٍ حَتَّى تَغْتَسِلُوا وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَى أَوْ عَلَى سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا غَفُورًا(النساء: 43)
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri masjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hinggakamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau kembali dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha Pengampun. (QS. An-Nisa’ [4]: 43)
(2). Dikhawatirkan
Membahayakan Diri
عَنْ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ رَِضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: احْتَلَمْتُ فِي لَيْلَةٍ بَارِدَةٍ فِي غَزْوَةِ ذَاتِ السُّلاَسِلِ فَأَشْفَقْتُ إِنِ اغْتَسَلْتُ أَنْ أَهْلِكَ فَتَيَمَّمْتُ ثُمَّ صَلَّيْتُ بِأَصْحَابِي الصُّبْحَ فَذَكَرُوا ذَلِكَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, فَقَالَ:يَا عَمْرُو صَلَّيْتَ بِأَصْحَابِكَ وَأَنْتَ جُنُبٌ فَأَخْبَرْتُهُ بِالَّذِي مَنَعَنِي مِنَ اْلإِغْتِسَالِ وَقُلْتُ إِنِّي سَمِعْتُ اللَّهَ يَقُولُ (وَلاَ تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا) فَضَحِكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَمْ يَقُلْ شَيْئًا.(عون المعبود شرح ابوداود 1\530, صحيح ابن حبان 2\304. احمد: 4\203)
Amr bin al-`Ash bercerita: Saya ikhtilam (mimpi hingga mengeluarkan mani) pada suatu malam yang sangat dingin takala saya diutus ke medan perang Dzatissalasil, saya khawatir jika saya mandi akamencelakakan diri saya, oleh karena itu saya tayamum, kemudian saya shalat shubuh bersama shahabat-shahabat saya. Tatkala kami datang pada Nabi mereka menceritakan hal itu kepada beliau. Maka beliau bertanya (kepada saya): Wahai `Amr, (benarkah) kamu shalat bersama shahabat-shahabatmu sedang engkau dalam keadaan junub? Maka saya ceritakan kepada beliau apa yang menyebabkan saya tidak mandi junub, dan saya berkata: Saya ingat firman Allah: ((Dan janganlah kamu membunuh diri mu, sesungguhnya Allah itu belas-kasih kepadamu)) An- Nisaa:29 . Maka tertawalah beliau dan tidak berkata sesuatu pun. ('Aunul Ma`bud Syarh Abǔ Dăud I/530; Shahih Ibnu Hibban II/304; Ahmad IV/ 203 )
3)Halal memakan bangkai hewan laut tanpa harus disembelih.
Hukum Air
Hamzah Utomo, Minggu, 24 Agustus 2008
Label:
Hukum Air
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Comments :
Posting Komentar